Rabu, 07 November 2007

Sudahkah Kita Belajar?(bag 1)

Malaysia merupakan tetangga terdekat Indonesia, pada tahun 1997-1998 badai krisis ekonomi menerpa hampir seluruh Asia tidak terkecuali Indonesia dan malaysia. Malaysia pada waktu itu mendapatkan krisis yang serupa dengan Indonesia, mereka dengan cepat bangkit. Berkebalikan dengan Indonesia yang efek krisis masih sangat kita rasakan seperti sekarang ini. Apa kunci sukses Malaysia sehingga dapat bertahan dari krisis tersebut yang di Indonesia menciptakan krisis multi-demensi yang berkepanjangan disertai perebutan puncak kekuasaan oleh sebagian kelompok yang mengatasnamankan demokrasi.

Apabila kita lihat sejarah, Malaysia baru merdeka pada tahun 1957 dua belas tahun setelah Indonesia merdeka. Pada tahun 60an dan 70 an Malaysia mengimpor tenaga-tenaga kerja profesipnal dari Indonesia dan terutama guru-guru Indonesia didatangkan ke Malaysia untuk menopang pendidikan dan membantu pembangunan di Malaysia yang kekurangan waktu itu. Kini Malaysia sudah lebih maju daripada Indonesia,.Indonesia pada tahun 1990 disebut-sebut sebagai macan Asia karena pertumbuhan perekonomiannya yang menggagumkan namun dibalik itu pondasi ekonomi yang kita buat sangatlah rapuh terbukti dari badai krisis yang menerpa tahun1997-1998. Berbeda dengan Malaysia yang mampu mengokohkan pondasi makroekonomi sehingga mereka dapat cepat pulih dari badai krisis. Kini pelaku ekonomi ekonomi dan bisnis Malaysia sudah memulai ekspansi ekonominya keluar dengan melakukan investasi dan perluasan bisnis ambil contoh air asia yang maskapainya sudah ada di Indonesia.

Indonesia sendiri memiliki potensi untuk meyalip Malaysia lagi namun ada beberapa hal yang perlu dibenahi yaitu mengenai regulasi di dalam negeri sendiri dan pungutan-pungutan liar yang sering terjadi dan sering dikeluhkan oleh dunia usaha. Selama ini pemerintah lebih banyak mengurusi regulasi tentang politik sehingga melupakan rakyatnya yang membutuhkan sesuap nasi untuk mengganjal perut, kemanakah hati nurani para pejabat Negara ini?

Sekarang mari kita lihat dari segi mikroekonomi. Apabila ditilik dari sumberdaya manusia kita memilki lebih dari cukup untuk memacu perkonomian kita, kenapa bias? Baik kembali ke tahun krisi menerpa Indonesia, saat itu sector industri Indonesia satu persatu gulung tikar tapi lihat apa yang terjadi dengan ukm-ukm yang selama ini dianaktirikann oleh pemerintah mereka dapat berthan bahkan menjadi perekonomia Indonesia sampai sekarang ini. Kesulitan yang dihadapi UKM selalu mendapat kesulitan dalam hal permodalam karena bank-bank di Indonesia lebih senang memberikan kredit kepada perusahaa besar yang memiliki kredibilitas dan dianggap lebih mengntungkan dalam hal financial, sekali lagi UKM di dipandang sebelah mata. UKM di Indonesia teralu banyak dan bank-bank di Indonesia tidak dapat mengawasi perputran uang yang dipakai dan tidak dapat mengontrolnya serta resiko kerugian yang amat besar bila disbandingkan dengan memberikan kredit kepada perusahaan besar.

Tidak ada komentar: