Selasa, 11 Desember 2007

Efek Pemanasan Global pada Perekonomian Dunia


Laporan setebal 700 halaman yang ditulis oleh ekonom Bank Dunia Sir Nicholas Stem yang mengatakan bahwa ratusan juta orang akan menderita kelaparan, kekurangan air bersih, banjir, musim kering yanglama akibat kacaunya perubahan iklim sebagai efek dari pemansan global.


Biaya yang ditimbulkan dari adanya pemanasan global ini adalah 1% dari GDP perekonomia dunia. Apabila kita tidak bertindak untuk mencegahnya ada kemungkinan biaya tersebut akan meningkat dari 5% sampai 20% dan ini merupakan angka yang cukup signifikan. Ditambahkan lagi apabila efek pemanasan global berlanjut maka akan menurunkan perkonomian dunia sebesar 20%. Efek pemanasan global akan banyak sekali dirasakan oleh negara-negara kepulauan dan yang memiliki garis pantai terdekat dengan laut seperti Indonesia, India, dan Bangladesh


Dari laporan tersebut dikatakan apabila suhu dunia naik 3 derajat celcius maka akan mengakibatkan naiknya permukaan laut dan menyebabkan sekitar 200 juta orang akan kehilangan tempat tinggalnya dan apabila suhu naik 2 derajat celcius maka sekitar 15% sampai dengan 40% spesies hewan dimuka bumi akan mengalami kepunahan.


Perdana menteri Inggris Gordon Brown seperti dilansir oleh BBC memulai kampanye untuk menangkal perbuhan iklim dunia ini bersama dengan mantan wakil presiden Amerika Serikat AL Gore yang bertindak sebagai penasihat. Kamapnye ini dilakukn sebagai tindak lanjut dari perjanjian Kyoto yang ditanda tangani oleh negara maju dan penghasil gas emisi karbon terbesar di dunia terkecuali Amerika Serikat yang masih khawatir apabila perjanjian ini ditandatangani akan mempengaruhi industri mereka. Perdana menteri Bron mengatakan bahwa inggris akan memimpin kampanye ini untuk itu dia mencanangkan:

  • Pengurangan gas emisi karbon di daratan eropa sampai 20% pada than 2020 dan 60% pada tahun 2050

  • Pada tahun 2010 5% kendaraan di Inggris akan menggunakan biofuel

  • Menjalin kerjasama mengenai kehutanan dengan brasil, papua nugini, dan kostarika unutk program forestry sustainable.

  • Bekerjasama dengan China mengenai tekhnologi batubara


Kekhawatiran juga muncul dari beberapa perusahaan asuransi di negara-negara eropa yang ksrena bertambahnya biaya yang harus mereka keluarkan akibat terjadi pemansan global bahkan dapat mencapai 150 miliyar dolar, lima kalinya GDP Nigeria. Masalah bukan hanya sselesei sampai disini saja perusahaan-perusahaan minyak besar seperti Exxon mobil, Shell dll terancam existensinya selama mereka masih belum dapat beralih dalam memprodusi bahan baker yang ramah lingkungan.


Jumat, 30 November 2007

Sudahkah Kita Belajar? (bag 3)


Indonesia mempunyai beberapa perguruan tinggi sebut saja beberapa UI, UGM, UNAIR UNDIP,UNHAS, dan beberapa perguran tinggi negeri dan swasta yang lain yang tidak mungkin disebutkan namanya satu persatu. Apabila diamati sudah berapa lamakah perguruan tinggi tersebut berdiri dan sudah berapa banyakah output-ouput yang tercipta? Namun dapatkah mereka menyumbang sesuatu untuk kemashalatan negeri ini? Jawabanya mungkin sudah namun belum maksimal. Bukti belum optimalnya peran para ahli yang notabene merupakan sumberdaya manusia yang sangat dibutuhkan Indonesia pada masa-masa sekarang ini adalah Indonesia belum mampu untuk keluar dari belitan utang luar negeri, masih bergantung dari pembiayaan luar negri, Indonesia merupakan pengimpor beras padahal tanah Indonesia masih luas namun tidak produktif untuk pertanian,dll. Para ahli di Indonesia seakan hanya jalan ditempat atau bahkan hanya diam ditempat tidak bergerak sama sekali, mereka hanaya bangga dengan title tanpa mau mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat.
Pendidikan di Indonesia merupakan masalah ekonomi juga kenapa bisa seperti itu? lihat saja orang kuliah sampai mendapatkan gelar sarjana namun mereka tidak siap kerja meeka hanya dibekali teori yang akhirnya menjadi penganagguran dan sekali lagi menambah beban perekonomia negara. Damapak akan hal ini adanya stigma bahwa orang tidak perlu sekolah sampa lulusi bangku kuliah cukup dengan lulus SMA saja atau kuliah hanya untuk mendapat geelar saja, alangkah memprihatinkan negara ini. Kemanakah Indonesia kan dibawa apabila SDMnya saja seperti ini padahal ekonomi suatu negara juga sanagat bergantung pada SDM yang dimiliki seperti yang sudah dijelaskan diatas.
Terlepas dari masalah pendidikan yang merupakan komponen mikro penunjang perekonomian namun sangat penting (bahkan di buku-buku teks hampir tidak pernah disebutkan) orang yang berkuasa di negeri lebih banyak mementingkan kepentingan politik daripada kepentingan yang lain yang lebih penting sebut saja lagi ekonomi. Pemerintah belum mampu menyusun kebijakan ekonomi makro secara baik karena masih adanya politik dibalik ekonomi. Hampir semua pihak berkepentingan terhadap negara ini baik itu dari dalam negeri ataupun dari luar negeri. Indonesia merupakan negara besar dengan SDA yang berlimpah namun masih mengimpor minyak untuk kegiatan dalam negernya sangat ironis sekali, BUMN yang seharusnya menjadi penguasa kemashalahatan masyarakat di jual untuk menutupi anggaran dana negara yang terlalu banyak di korupsi oleh pejabat “tengik”.
Pembangunan ekonomi negara seharusnya tidak sepenuhnya bertumpu pada pemerintah, rakyat juga harus berperan serta dalam membangun salah satunya dengan pajak. Pajak merupakan penerimaan negara terbesar dan komposisi pajak yang terbesar adalah dari cukai rokok. Jadi jangan heran kalau sekarang sedang diogalakkan pembayaran pajak karena hanya inilah satu-satunya penerimaan terbesar negara ini dan kalao ada orang berpendapat bahwa orang miskin karena pajak itu adalah salah besar!!! Pajak di pungut sesuai kemampuan, sesuai dengan penghasilan namun memang ada beberapa pajak yang tidak bisa ditawar lagi seperi pajak barang mewah. Pajak sendiri bertujuan untuk memasukkan sebanyak-banayaknya uang ke kas negara( kalau tidak dikorupsi) yang secara tidak langsung akan dikembalikan kepada masyarakat dengan pembangunan baik itu secara nya seperti infarstruktur maupun yang tidak tampak seperti pelatihan-pelatihan.
Pada akhirnya pembangunan ini menjadi kewajiban seluruh warga negara Indonesia, terkadang kita terlalu banyak menuntut hak tetapi lupa kewajiban yang harus kita penuhi karena semain besar kita menuntut akan hak semakin besar pula kewajiban yang harus ditanggung.(tamat)

Sabtu, 24 November 2007

Sudahkah Kita Belajar? (bag 2)

Apabila membaca judul diatas mungkin terkesan aneh, karena seakan-akan kita disuruh oleh ibu kita saat masih kecil. Ya itulah kenyataannya sekarang bangsa Indonesia belum dewasa sepenuhnya. Masih perlu dibimbing layaknya anak kecl yang masih ingin bermain hingga lelah.

Indonesia harusnya mencontoh negara yang mamapu berswadaya sendiri untuk meningkatkan peekonoianya sebut saja Malaysia yang sudah disebutkan pada artikel sebelumnya lalu ada china dengan paham komunis-liberalnya, Agentina-yang mampu melunasi hutang IMF dan pemerintah mampu meningkatkan pertumbuhan ekonominya hampir 50 persen. Negara tersebut tidak terlalu banyak berharap dari bantuan luar negeri terutama bantuan dari IMF yang terbukti tidak bisa mengurangi krisis di beberapa Negara ysng pernah dibantunya.

OK sekrang mari beralih ke China, China merupakan salah satu kekuatan ekonomi dunia setelah Amerika serikat. Peroknomia China sangat ditakuti oleh Negara-negara eropa dan amerika serikat khusunya karena China memiliki sumberdaya yang melimpah sehingga dapat menekan biaya pada akhirnya dapat menjual barang dengan harga sangat murah dibandingkan harga barang pada umumnya. Keperkasaan ekonomi China sudah tampak pada periode tahun 1990, dengan ditandai dengan membanjirnya produk-produk Negara tersebut di hampir Negara di dunia. China dengan tenaga ahli dan sumberdaya yang sangat melimpah dan murah mampu menguasai hampir pangsa pasar dunia dan hamper apa saja di produksi oleh China, hal ini terkait dengan kebijakan Negara tersebut memberlakukan system ekonomi liberal/kapitalis yang dipasangkan dengan ideology politik komunis. China banyak memiliki SDM berkualitas ditunjang perhatian pemerintah China sendiri yang rajin mengirimkan siswa-siswanya untuk belajar ke negara-negara maju pada awal-awal kemerdekaan mereka dan diharapakan kembali sehingga dapat mentranfer ilmu yang didapat. Dibandingkan dengan Indonesia yang memeiliki paham Pancasila- yang kini dianggap paham yang tidak memiliki arah tidak jelas bagi sebagian kalangan- seharusnya sejak Indonesia merdeka kita dapat mengejar ketertinggalan kita namun apa yang bisa dharapkan.

Perekonmian Indonesia belakangan ini lebih ditentukan oleh politik ketimbang para ahli, memang secara teori sangat mungkin terjadi. Politik di Indoneisa sejak pecahnya kriris tahun 1998 menjadi tidak menentu sehingga membuat carut marut perekonomia Indoneisa hingga membawa dampak ke krisis multidimensi hingga sekarang. Kemakmuran ekonomi di Indonesia hanya dapat dinikmati oleh sebagian kalangan yang mempunyai”dompet “ tebal dan lebih mengarah ke kapitalisme sehingga sudah tidak sesuai dengan dicita-citakan oleh pancasila. Dengan adanya fakta seperti sekarang apakah masih layak Indonesia menggunakian paham pancasila sebagai dasar negara.

Apabila dilihat dari sumberdaya Indonesia terutama sumberdaya alam sejak penulis duduk di bangku SMP selalu dikatakan bahwa Indonesia memiliki Sumberdaya alam yang melimpah namun tidak memiliki sumberdaya manusia untuk mengolahnya dan oleh karena itu banyak sekali sumberdaya alam Indonesia dikelola oleh negara lain. Betapa ironisnya negara ini yang dulunya sebagai exporter minyak sekarang berubah menjadi importer minyak. Minyak yang digali di Indonesia hanyalah berupa minyak mentah lalu dikirim ke luar negeri untuk diolah dan akhirnya dijual kembali ke Indonesia dalam bentuk BBM yang kita pakai sekarang ini. Apabila kita ingin meningkatkan perekonomian kita sudah selayaknya Indonesia harus bias meningkatkan mutu pendidikan warga negaranya agar tidak selalu bergantung dengan negara lain.

Negara-negara maju dan kaya umumnya focus sekali untuk mengembangkan sumberdaya manusianya karena sumberdaya manusialah yang sebenarnya yang memotori jalan perekonomian suatu negara. Ekonomi bukan hanya sekedar jual-beli / sewa-menyewa saja tapi juga menyangkut orang / pelaku ekonomi juga sehingga SDM yang berkualitas sangat menentukan jalannya perkonomian suatu negara.

Rabu, 07 November 2007

Sudahkah Kita Belajar?(bag 1)

Malaysia merupakan tetangga terdekat Indonesia, pada tahun 1997-1998 badai krisis ekonomi menerpa hampir seluruh Asia tidak terkecuali Indonesia dan malaysia. Malaysia pada waktu itu mendapatkan krisis yang serupa dengan Indonesia, mereka dengan cepat bangkit. Berkebalikan dengan Indonesia yang efek krisis masih sangat kita rasakan seperti sekarang ini. Apa kunci sukses Malaysia sehingga dapat bertahan dari krisis tersebut yang di Indonesia menciptakan krisis multi-demensi yang berkepanjangan disertai perebutan puncak kekuasaan oleh sebagian kelompok yang mengatasnamankan demokrasi.

Apabila kita lihat sejarah, Malaysia baru merdeka pada tahun 1957 dua belas tahun setelah Indonesia merdeka. Pada tahun 60an dan 70 an Malaysia mengimpor tenaga-tenaga kerja profesipnal dari Indonesia dan terutama guru-guru Indonesia didatangkan ke Malaysia untuk menopang pendidikan dan membantu pembangunan di Malaysia yang kekurangan waktu itu. Kini Malaysia sudah lebih maju daripada Indonesia,.Indonesia pada tahun 1990 disebut-sebut sebagai macan Asia karena pertumbuhan perekonomiannya yang menggagumkan namun dibalik itu pondasi ekonomi yang kita buat sangatlah rapuh terbukti dari badai krisis yang menerpa tahun1997-1998. Berbeda dengan Malaysia yang mampu mengokohkan pondasi makroekonomi sehingga mereka dapat cepat pulih dari badai krisis. Kini pelaku ekonomi ekonomi dan bisnis Malaysia sudah memulai ekspansi ekonominya keluar dengan melakukan investasi dan perluasan bisnis ambil contoh air asia yang maskapainya sudah ada di Indonesia.

Indonesia sendiri memiliki potensi untuk meyalip Malaysia lagi namun ada beberapa hal yang perlu dibenahi yaitu mengenai regulasi di dalam negeri sendiri dan pungutan-pungutan liar yang sering terjadi dan sering dikeluhkan oleh dunia usaha. Selama ini pemerintah lebih banyak mengurusi regulasi tentang politik sehingga melupakan rakyatnya yang membutuhkan sesuap nasi untuk mengganjal perut, kemanakah hati nurani para pejabat Negara ini?

Sekarang mari kita lihat dari segi mikroekonomi. Apabila ditilik dari sumberdaya manusia kita memilki lebih dari cukup untuk memacu perkonomian kita, kenapa bias? Baik kembali ke tahun krisi menerpa Indonesia, saat itu sector industri Indonesia satu persatu gulung tikar tapi lihat apa yang terjadi dengan ukm-ukm yang selama ini dianaktirikann oleh pemerintah mereka dapat berthan bahkan menjadi perekonomia Indonesia sampai sekarang ini. Kesulitan yang dihadapi UKM selalu mendapat kesulitan dalam hal permodalam karena bank-bank di Indonesia lebih senang memberikan kredit kepada perusahaa besar yang memiliki kredibilitas dan dianggap lebih mengntungkan dalam hal financial, sekali lagi UKM di dipandang sebelah mata. UKM di Indonesia teralu banyak dan bank-bank di Indonesia tidak dapat mengawasi perputran uang yang dipakai dan tidak dapat mengontrolnya serta resiko kerugian yang amat besar bila disbandingkan dengan memberikan kredit kepada perusahaan besar.

Selasa, 09 Oktober 2007

What Are The 3 Principles Involved In Managing Your Energy Costs?

If there was a way to reduce your energy costs would you be interested? The following article describes some measure that you can take, assuming you have the time and inclination, to seriously reduce your energy bills, without reducing the service you receive.

When examining practical ways to reduce your costs, to ensure that they do not impact on your bottom line, there are 3 key factors to consider;

Procurement - Make sure you buy energy at the lowest possible price and avoid unnecessary costs

Management – Put in place the systems and resources to monitor and manage energy on an ongoing basis

Energy Conservation – Identify and implement energy conservation measures that can yield reliable savings with limited management time

On many occasions when an energy supplier knows who you are, they can use this prior knowledge to create an artificially high quote. It can be extremely useful to have an external company go tender on your behalf to preserve your anonymity.

How to reduce your bills

With escalating fuel costs, the only companies sure to benefit are the energy companies, who seem to increase their margin.

1. Look through the last 12 months of bills or get an ESB Cost-Consumption report (if ESB is your supplier). Charges vary depending on what tariff you are on, but the Maximum Demand tariffs are the most prone to unnecessary charges.

2. If you are incurring Wattless charges, then see if you have power factor correction capacitors at site: these devices are often installed at sites to eliminate wattless charges, but may need tuning. Talk to whoever is responsible for electrical maintenance to resolve.

3. See if you are incurring any Excess Capacity Charges. If you are, then you may be consuming more power at peak times than your connection agreement with the ESB allows. This generally occurs at sites that have increased their electricity use over the years. Talk to your electricity supplier to resolve.

4. Do you have a connection agreement that allows you to consume more power than you are ever likely to need? This won’t be in the form of a penalty charge, but may result in your Capacity Charges being excessively high. To check, find your Maximum Import Capacity on your bill (expressed in kVA) and multiply it by 0.95. 5. Compare this number with your Maximum Demand (expressed in kW). The Maximum Demand should be a little lower, but not much lower. If in doubt, talk to your electricity supplier.

6. Check is if you are on the correct tariff: the most common thing here is if you are on a General Purpose (GP) tariff, when it would be more economical to be on a General Purpose Nightsaver tariff. There are slightly higher standing charges associated with the GP Nightsaver tariff, but these are offset by savings on power consumed at night. If you consume more than 10% of your electricity at night (e.g. lots of outside lighting, or considerable server room power), then maybe you should be on a GP Nightsaver tariff. If in doubt about your tariff, then talk to your electricity supplier.

7. Every year you should be seeking prices for electricity. Airtricity generally focus on smaller, General Purpose users (butcher, baker, candlestick maker). The other suppliers – Energia, Bord Gais, ESB Independent Energy, and CHPower - compete with ESB Public Electricity Supply for larger sites, generally on one of the Maximum Demand tariffs. It is important to make sure you are on the correct tariff before you procure electricity – you may think you are getting a great deal off your supplier, but they may be simply capitalising on the fact that you are on the incorrect tariff!

When it comes to gas, there is less you can do other than check you are on the correct tariff. Find out what you use per annum (in kWh). Then go to the Bord Gais website and find out which tariff you should be on, depending on which usage category you fall into. Although you are entitled to procure gas competitively, unless you are a very large gas user you are unlikely to find anyone other than Bord Gais that will supply you. If you are not sure if you are a “large” gas user, then chances are that you aren’t!

How to manage and conserve your energy usage

There are many ways of monitoring and managing your energy. This is a specialist area and at Cost Control we have partnered with PowerTherm Solutions Ltd. They are experts at auditing your current usage and in implementing systems to save you massive amounts on future energy requirements.

Together with a suitable cost control company and energy management specialist, you can seriously reduce your energy bills, so that you can focus on growing your bottom line in your own areas of expertise.

If you would like to find out whether or not your company would be in a position to dramatically reduce its energy’s cost and expenses, why not contact us for a no obligation meeting.

All of the above can be quickly established by Cost Control & Management Services’ energy expert. Why not give us a call today.

About the team at Cost Control.
Cost Control Management Systems, are a team of experts, with over 200 successful cost reduction projects between them. The team, are quickly able to spot if there is money saving potential, in any of the cost categories , that your company may feel they are overspending on. Either fill in our web form at www.costcontrol.ie or call us now on.

Cost Control Management Systems, are a team of experts, with over 200 successful cost reduction projects between them. The team, are quickly able to spot if there is money saving potential, in any of the cost categories , that your company may feel they are overspending on. Either fill in our web form at http://www.costcontrol.ie or call us now on.

Programs and Courses for Careers in Accounting and Payroll Administration

For those that are good with numbers and are looking for a highly lucrative career, Accounting and Payroll Administration might be the right path for you. Accountants and Payroll Administrators hold highly responsible positions in the companies they work for and need a variety of specialized skills, including auditing, payroll, bookkeeping, accounting, tax compliance knowledge, etc.

The accounting programs available today range from full Master’s degrees to Associates degrees, to certificate programs. In 2005, accountants were the most in-demand of all college graduates, with beginning Accountants with a Bachelor’s Degree in Accounting earning an average of $44,000 annually, and experience Accountants for large corporations earning about $75,000-80,000. In addition to a career as a certified Accountant, there are a variety of options for those interested in working in the financial field without a Bachelor’s Degree, and there are programs and courses available for each. One of the more popular training programs available is the Accounting and Payroll Administrator Program.

Accounting and Payroll Administration

Unfortunately, in order to work as a certified Accountant, one must at least have completed a Bachelor’s Degree in Accounting. Still, there are many opportunities in the lucrative accounting and payroll administration field for those who are willing to take a few short courses. These job opportunities include but are not limited to:

• Payroll Administrator or Manger
• Payroll Coordinator
• Payroll Clerk or Assistant
• Accounting Analyst
• Bookkeeper
• Administrative Assistant
• Accounts Payable/Receivable Clerk
• Credit Officer
• Leasing Consultant
• Benefits Coordinator
• Collections Officer

Many of these highly responsible positions are quite lucrative, and provide a good basis for career advancement. The best way to obtain this type of accounting or payroll administration position is to sign up for a career training program.

Career Training Programs

There are a variety of Accounting career training programs available, both on the web and in a classroom setting. Most Accounting and Payroll Administration courses take anywhere from 8-12 months, and will teach you all you need to know to begin your accounting career. This includes basic training in payroll and tax compliance theory, overviews of accounting-related computer programs and an idea of debits and credits.

Renowned for its comprehensive programs and excellence in teaching, triOS College is a Toronto College that offers Accounting & Payroll Administrator, business, criminal justice programs, technology & healthcare programs. http://www.trios.com/career/?section=Accounting_Payroll_Administrator. In addition to basic theories, Accounting and Payroll Administration programs are specially designed to give you the specialized skills for an accounting career, as well. Many even include an internship or practicum intended to give you the final skills you will need to be a success in your chosen career. Others specifically offer a Payroll Management Certification program, which is an attractive bonus for potential employers.

Article Source: http://EzineArticles.com/?expert=Amy_Nutt

Jumat, 28 September 2007

The Economics of Halo 3

The L.A. Times has an interesting article today looking at the economics of video games vs. movies, in particular, comparing Halo 3 and Spider-Man 3. When Halo 3 hits stores at midnight tonight, it's expected to rack up about $150 million in sales in the first 24 hours, roughly the same as opening weekend for Spider-Man 3 back in May.

But that's where the similarity ends. According to the article:

Movie budgets, for example, regularly careen into the hundreds of millions of dollars, whereas game budgets rarely break $30 million. That's a fraction of the amount studios spend on marketing alone.

Movies also generate far more revenue, largely because they have sales outlets other than theaters. Games have one shot -- at retail. As a result, the movie business is projected to hit $84.3 billion globally this year, more than double the $37.5 billion forecast for the game industry, according to PricewaterhouseCoopers.

What makes the video game business tantalizing is the potential profits. For Sony Corp., the estimated profit margin for "Spider-Man 3" is 46%, according to entertainment research firm SNL Kagan. Microsoft Corp., which publishes "Halo 3," has the potential to see a profit margin of 90% or more for the game, according to analysts.

Sony Pictures spent upwards of $500 million on Spider-Man 3, while Microsoft's total cost for Halo is estimated at just over $60 million. See Bill Gates and his crew are pretty clever. For one, they own the rights to the Halo franchise, avoiding costly licensing fees that are common in games based on movies, TV shows or books -- an important factor when deciding on the flagship game for their XBox platform. For another, much of the television marketing being done for the game is being funded by marketing partners Pepsi, Burger King and Pontiac. And with all the hype around the game, they're getting massive amounts of news and industry press coverage, which is all basically free.

End result? Higher margins and a comparable net profit on an order of magnitude smaller investment. Which model is more attractive to you?

Think about your business. What lessons from this comparison can you apply to your own situation? Are you paying licensing fees where you could take ownership instead? Could you find marketing partners to help increase your reach while reducing your costs? What are you doing to encourage word of mouth? How can you turn a little bit of buzz into media coverage? And, of course, the million-dollar-question: how can you create a product so compelling that people will pre-order it and still stand in line for 3-4 hours to get their copy because they just can't wait one more day to try it

Jumat, 14 September 2007

Start ebusiness today!!!

ecommerce and Your business!


Whether you have an idea for a new business or are already running an established small business then you should carefully consider the potential and/or relevance of ebusiness. Using ebusiness techniques could have a dramatic impact on your business!

The type of business you are planning or operating will have a strong bearing on the ebusiness solutions that might be relevant. There are several issues that should be considered;

a. Is your business very localised by nature/choice - for instance Window Cleaning, Keep Fit Classes?

If so then the "reach" (National/International audience!) provided by the Internet is probably not relevant. However you may find that a simple advertising site with contact details generates additional prospects and customers. It may also be beneficial to offer an email communication option to your customers. A London Dentist now sends appointment reminders by Email!

Many communities now have Web Sites. Look your location up on the internet and see if you can find a Local Authority, Chamber of Commerce or similar Web site with a local services page - it could be worth advertising there.

b. Is your business localised but with potential to expand - e.g. a Butcher, Accountants?

If so then you might find that an Advertising site with an email contact/ordering system could increase prospects and customers. With seasonal produce customers will often travel outside their usual area to buy specialities.
Because an Internet site has such reach, it might be worth considering extending or tailoring products to be more suitable for long distance delivery. If you are a service provider then could you offer a remote version of the service via Email and post? How does someone in a remote location gain access to services?

c. Could the business you are planning be an ebusiness?

This obviously depends on the products/services you plan to supply but if they are suitable for online selling and post/carrier delivery then it may be worth considering a shift of focus to a total ebusiness solution.
There are many potential benefits including potential market size, customer perceptions of your business (basically based on your web site image and service quality), lower traditional overheads because premises can be located where convenient rather than prime locations, you may not need that shop! etc. A word of caution though! ebusinesses operate in a fast moving competitive world and your products and services will be open to scrutiny by competitors so innovation needs to be continuous!

d. Could you develop your own ebusiness?

This will depend on your in-house skills and your business plan. It is important that your Web site looks professional and operates smoothly. In most cases the best approach will be to employ a specialist web developer who can quickly translate your ideas and plans into a working ebusiness solution.

If you have basic HTML skills and time to devote to learning and testing an ebusiness solution then you could use one of the many site builder products. These products enable creation of your "shop front" and product catalog and most include links to secure payment services. These services handle different types of payment, for instance they will validate credit card transactions, authenticate the user, convert currencies and deposit your preferred currency directly into your bank within hours of a transaction!


Senin, 10 September 2007

tips saving on collage


1.Although application deadlines for most college scholarships aren't due until the students' senior year, start searching for grants and scholarships their freshman year. By finding potential awards when they begin high school, the student can choose classes and participate in activities that will give them a better chance of getting free cash.

2.Reduce your college expenses by earning as many college credits outside the classroom that you can. Advanced Placement tests, internships, public service and job training programs are a few examples of ways that you can trim tuition costs by earning college credit outside the classroom.

3.There are some college scholarships available to qualified students. While many of these are financially need and grade based, many others are not. Don't let household income or grades stop you from searching for scholarships.

4.You are allowed to pay any amount for as many people's college tuition (not room & board or school supplies) without owing any gift taxes. For the tuition payments to qualify, you must pay the tuition directly to the college.

Minggu, 09 September 2007

What happen if you 20s year old




There's no time like your twenties to start putting your money to work for you so that you can achieve your financial goals throughout your life. Developing good spending and saving habits, and learning to budget and invest during your twenties, can help you prevent needless debt, put away money for the things that are important to you, and take advantage of the power of compounding to amass a fortune for your future.

In fact, compounding of earnings is so powerful that those who start saving for retirement in their twenties can amass large nest eggs with relatively little effort, as long as they invest regularly.

For an example of the power of compounding, take a 25-year-old who invests $2,000 a year for eight years and never invests an additional dollar after the age of 33. He or she will earn more by the age of 65 than a 35-year-old who invests $2000 a year for 32 years, even though the 35-year-old invests four times as much.

Jumat, 31 Agustus 2007

Sertifikat Bank Indonesia

Ironis, Dana Pembangunan di Indonesia

Banyaknya dana pembangunan di daerah yang terbengkalai sangat memprihatinkan sekali mengingat dana tersebut dibutuhkan sekali untuk menggerakan perekonomian di tiap-tiap daerah. Pemerintah daerah lebih memilih menaruh dana megganggur mereka di SBI padahal Menkeu sudah mempringatkan hal ini hanya akan merugikan daerah sendiri karena tidak dapat mengoptimalkan pembangunan.
Selama ini penyimpanan APBD di SBI bergantung kebijakan dari masing-masing daerah. Hal ini diakibatkan penyerapan dana APBD masih kecil. Tetapi, disisi yang lain, banyak proyek pemda tertunda justru kekurangan dana. Menkeu mengakui, sebenarnya daerah merugi menempatkan dana si SBI karena itu pemda dan DPRD harus bisa menyusun alokasi dana anggaran semaksimal mungkin, namun tetap tidak boleh asal pakai. Punishment bagi pemda yang menempatkan dana sangat besar di SBI bukan solusi. Pernah beberapa kali dosen penulis diminta menangani proyek pemda mengatakan kalau pemerintah daerah terutama dalam pengerjaan proyek lebih berhati-hati untuk penggunaan dana, karena khawatir apabila ada apa-apa tidak ingin disalahkan.
Bank Indonesia (BI) juga berharap lebih banyak dana APBD yang terserap untuk proyek di daerah. Besarnya dana berupa sertifikat Bank Indonesia (SBI) tidak hanya menghambat pembangunan, tetapi juga membebani BI. Setiap bulannya BI harus menyiapkan dana rp. 1,5 triliun per bulan untuk membayar bunga SBI ke perbankan, lalu dari mana dana tersebut berasal kalau bukan dari masyarakat sendiri toh pada akhirnya akan merugikan masyarakat sendiri.
Perlunya koordinasi antara pemerintah pusat, pemda, dan BI agar tidak terlalu banyak dana yang ditemapatkan di SBI. Namun dalam konteks ini, BI hanya memiliki kewenangan konsultatif.. Seharusnya pemda dapat merencanakan anggaran agar terlaksana tepat waktu, otomatis dana itu tidak bersaldo giro di bank daerah. Mengingat hal tadi maka perlu adanya persamaan pandangan mau dikemanakan dana tersebut antar pihak terkait bahwa proyek di daerah harus berjalan guna mendorong perekonomian daerah. Pada sisi lain pemda mengalami kelebihan dana dan menyimpanya dalam bentuk SBI, pengusaha UKM sendiri masih banyak yang kekurangan modal dan pemda jarang ada yang mau melirik mereka padahal UKM merupakan sumber potensial penggerak perekonomian bagi daerah itu sendiri sehingga banyak UKM yang stagnan dan dana terlalu banyak yang dinvestasikan dalam bentuk SBI membuat tidak adanya penggerak ekonomi sektor rill.

Rabu, 29 Agustus 2007

Konsumsi Masih Menjadi Pendorong Ekonomi


Untuk saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih didorong oleh konsumsi belum sepenuhnya dari kinerja ekspor dan investasi seperti yang diharapkan agar dapat mencapai pertumbuhan ekonomi sesuai target 6,8 persen. Besarnya peranan konsumsi tidak lepas membaiknya daya beli dan kesejahteraan masyarakat dari beberapa elemen masyarakat karena masih ada kelompok masyarakat yang tingkat kesejahteraanya belum memadai dan ini menjadi tantangan yang harus dipecahkan
Target pemerintah mencapai pertumbuhan ekonomi 6,8 persen dalam RAPBN 2008, ternyata masih didorong oleh konsumsi . Meski demikian, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yakin kinerja ekspor dan investasi ikut menopang ekonomi.
Sangat disayangkan pemerintah daerah banyak menyimpan dananya berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) karena seharusnya dana tersebut dapat digunakan untuk melakukan investasi bagi derah masing-masing. Banyaknya dana daerah yang terbengkalai disebabkan karena pemerintah daerah belum mampu mengoptimalkan dalam pengelolaan dana tersebut, hal ini sangat disayangkan sekali padahal Indonesia sangat membutuhkan investasi besar-besaran baik itu infrastruktur maupun untuk kepentingan produksi di tiap-tiap daerah(sektor rill). Adanya dana yang disimpan di SBI membuat sektor rill kekurangan modal dalam melakukan usaha, bertolak belakang sekali dengan yang dikatakan oleh menkeu yang mengatakan bahwa tingginya konsumsi masyarakat tidak selayaknya di interpretasikan negative.”justru kuatnya konsumsi masyarakat menunjukkan pulihnya daya beli dan membaiknya kesejahteraan masyarakat. Ini yang akan menopang bangkitanya seluruh sektor riil.”kata Sri mulyani di depan Rapat Paripurna Jawaban Pemerintah terhadap Pemandagan Umum DPR tentang Nota Keuangan RAPBN 2008.
Tingginya tingkat konsumsi di Indonesia memang memacu pertumbuhan ekonomi namun itu hanyalah untuk jangka pendek saja karena apabila terjadi goncangan ekonomi dan inflasi besar-besaran keadaan perekonomian bisa saja kembali ambruk sewaktu-waktu. Dana APBD yang disimpan di perbankan kini mencapi Rp 90 triliun, sekitar Rp 50 triliun diantaranya disimpan di BPD di SBI. Kondisi ini sangat ironis karena kebutuhan dana pembangunan infrastruktur dan sektor rill sangat besar. Perekonomian layaknya ditumpu oleh konsumsi, investasi, penegluaran/belanja Negara, dan selisih ekspor dan impor {Y=C+I+G+(X-M)}agar berjalan seimbang bukan seperti saat ini yang lebih bertumpu pada komsumsi saja dan mengabaikan sektor lainnya. Lebih mengherankan lagi entah kenapa Pemerintah lebih mengandalkan investasi dari luar daripada investasi dari dalam negeri sendiri.


Sabtu, 25 Agustus 2007

Siapkah Industri Kecil dan Menengah Kita Bersaing?

Apabila kita melihat pertumbuhan negara tiongkok maka kita akan bertanya-tanya apakah yang membuat tiongkot dapat maju sepesat itu? Seperti yang kita ketahui perekonomian tingkok ditopang oleh industri-industri rumahan yang memproduksi segala jenis barang sehingga mereka dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri sendiri tanpa perlu mendatangkan dari luar. Kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan barang-barang dari tiongkok karena harganya murah. Mari kita bercermin kedalam negeri ini sudahkah negeri ini dapat mandiri seperti yang dilakukan oleh tiongkok.
Industri kecil menengah di Indonesia belakangan berkembang dengan pesat dari tahun ke tahun namun di balik semua itu terdapat masalah besar yang harus dihadapi industri ini yaitu rendahnya produktivitas sehingga produk yan dihasilkan tidak dapat bersaing dipasaran hal ini mengakibatkan sulitnya membuka akses pasar dan meningkatkan daya saing. Untuk itu, pemerintah mencoba memberikan pendampingan guna mendongkrak produktivitas sesuai jenis usahanya. Belajar dari industri tiongkok seharusnya kita dapat melakukan perbaikan dan antisipasi agar produk yang dihasilkan oleh industri kita dapat diterima oleh dunia internasional. Masalah kualitas bukan hanya menjadi milik industri kecil saja kadang perusahaan besar dan langganan mengekspor ke luar negeri sering terkendala tidak terpenuhinya standar kualitas yang ditentukan oleh negara yang dituju.
Menurut data dari deprindag rendahnya produktivitas IKM bisa dilihat dari utilitas produksi yang baru 60-70 persen. Rendahnya produktivitas ini dapat diketahui dari banyaknya reject cost dan ini banyak terjadi pada sektor usaha produk komponen otomotif, makanan, logam dan mesin. Kurangnya mutu SDM Indonesia juga menjadi salah satu penghambat selain keterbatasan modal dari pengusaha industri kecil dan menengah. Apabila industri ingin Indonesia maju kita harus bersama-sama membenahi kekurangan yang dihadapi untuk menyongsong persaingan bebas yang akan segera dilaksanakan kedepan. Dengan majunya industri Indonesia dapat menjadi modal untuk menjadi negara maju karena sebagian negara-negara maju di dunia menopang perekonomiannya pada industri modern yang dapat memenuhi permintaan pasar dan standar kualitas serta kuantitas.
Akibat produktivitas yang rendah itu, IKM tak kunjung memiliki standar produk sehinggga mereka sulit mempertahankan stabilitas kualitas, kontinuitas, dan kuantitas.. Padahal, untuk menghadapi persaingan, produk IKM harus mengantongi standar produk oleh karena itu deprindag berusaha memberikan pendampingan kepada IKM. Sejak tahun 2006 pihak kementrian industri dan perdagangan bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) mengirim calon konsultan IKM ke jepang.


Selasa, 21 Agustus 2007

langkah kongkritnya pemerintah

Langkah Konkrit Pemerintah Membantu UKM

Salah satu sektor ekonomi yang masih dapat bertahan dalam krisis ekonomi yang dialami Indonesia adalah UKM. Saat perusahaan-perusahaan besar beramai-beramai mem-PHK kan karyawannya UKM menyediakan lapangan pekerjaan bagi ribuan tenaga kerja tersebut. UKM sendiri masih dianak tirikan sampai tahun 1998 saat perekonomian Indonesia kolaps terkena badai krisi moneter yang melanda Asia pada waktu itu, oleh karena itu sudah sewajarnya pemerintah memberikan perhatian kepada sektor UKM yang telah menyumbang pembanguan ekonomi..
Baru-baru ini kementrian koperasi-UKM menyiapkan langkah strategis untuk mengembangkan sektor usaha kecil dan menengah. Yaitu menyiapkan skema penjaminan sehingga kucuran kredit perbankan bisa lebih gencar. Banyak UKM yang belum terkelola dengan professional tetapi ada juga yang sudah bankable namun sulit untuk dipercaya oleh bank dan lembaga keuangan. Bank sendiri lebih memilih memberikan kredit kepada perusahaan karena resiko yang piutang tak tertagihnya kecil dibandingkan dengan memberikan kredit kepada sektor UKM. Hal ini wakar saja terjadi karena UKM sendiri jumlahnya sangat banyak dan apabila ditotal kredit yang dikucurkan kepada UKM melebihi kredit yang akan diberikan kepada perusahaan-perusahaan. Padahal saat ini UKM menjadi sasaran pasar bank, jadi amat disayangkan jika bank dan UKM belum menemukan titik temu.
UKM banyak berdiri ala kadarnya tanpa disertai dengan pembinaan keuangan yang baik dari pemerintah sehingga seringkali UKM terbelit kredit macet perbankan.untuk informasi saja kredit macet perbankan banyak yang berasal dari UKM sehingga Bank akan pikir-pikir kembali untuk memberikan kredit ditambah lagi resiko yang harus dihadapi dan wajar apabila pembiayaan sektor riil di negara kita lambat. Disamping kesulitan dalam pembiayaan untuk pengembangan usaha mereka juga terkendala pemasaran barang-barang hasil produksi karena masih kurangnya informasi yang diberikan oleh Kementrian koperasi-UKM bagi yang memproduksi dan mendistribusikan barangnya dan hal ini semestinya mejadi perhatian khusus bagi pemerintah selain sektor keuangan.
Untuk masalah keuangan kementrian koperasi-UKM telah menyiapkan program untuk penjaminan UKM dengan dana khusus sebesar 1,4 triliun dan saat ini rencana ini sedang dimatangkan dan diharapkan selesai tahun 2007 ini. Untuk tahun 2007 kementrian koperasi dan UKM sedang menyiapkan program pembiayaan bagi koperasi dan usaha mikro. HIngga 2009, pihaknya menargetkan bisa mengucurkan bantuan bagi 6.013 koperasi. Tahun 2006 lalu telah menyalurkan dana sebesar Rp 235 miliat bagi 1.500 koperasi. Sedangkan pada semester 1 tahun ini, pengucuran dana hampir bagi 4.000 koperasi dan dana bantuan ini hampir mencapai 85 persen dari total anggaran kementrian Koperasi-UKM.

Senin, 20 Agustus 2007

biofuel di Indonesia

Biofuel Terganjal Birokrasi Berbelit

Seperti biasa pemerintah mencanangkankan suatu program namun minim hasil yang didapat seperti inilah gambaran rencana pemerintah yang ingin menggalakan penggunaan biofuel (bahan bakar nabati) pada kendaraan bermotor di Indonesia untuk mengurangi tingkat polsi udara namun keinginan tersebut terganjal oleh penyediaan biofuel dikarenakan belum adanya pasokan biofuel yang memadai. Jangankan hasil proses saja belum jalan dan ini hal ini masih terkatung-katung perizinannya di 22 departemen.
Salah satu alasan belum adanya pasokan biofuel karena belum adanya lahan perkebunan untuk menanam pohon jarak dan sawit untuk keperluan ini. Lahan-lahan tersebut masih sulit untuk mendapatkan izin untuk ditanami dan ini menuai kritik dari Gubernur Gorontalo fadel Muhammad. Fadel yang menilai program tersebut kurang efektif karena masih berbelit-belitnya birokrasi untuk perizinan dan ini bisa mematikan ide-ide yang berkembang di daerah terutama untuk pengembangan daerah itu sendiri. Kini propinsi yang ia pimpin sudah menyiapkan lahan seluas 50 hektar untuk menanam tanama guna memproduksi biofuel
Fadel sendiri kecewa dengan sikap pemerintah yang tidak bersungguh-sungguh dalam penanganan proyek ini karena memakan waktu yang lama dan terlalu banyak birokrat yang harus ditembus bukan hanya dia saja yang mengeluh tetapi gubernur-gubernur yang provinsinya yang dijadikan proyek percontohan juga ikut mengeluh.
Penyakti lama pemerintah memang sering kambuh dan hal ini sudah menjadi tradisi bagi pengembangan proyek-proyek di Indonesia, kalau mau cepat ya mesti pakai cara yang diluar jalur namun proyek ini adalah proyek pemerintah pusat buat apa segala mereka menyulitakn diri sendiri apalagi menyulitkan pemerintah daerah. Tradisi-tradisi seperti inilah yang harus dihilang kan apabila ingin membangun Negara ini. Entah kenapa apabila pemerintah ingin menjalankan proyek selalu terkendala, apapun itu bentuknya. Pemerntah sendiri sebenarnya sudah memiliki rencana yang bagus tetapi sering kali pelaksanaanya nihil dan kesalahannya itu selalu berada pada tingkat birokrasi dan ini menjadi momok dalam perekonomian Indonesia.


Sabtu, 28 Juli 2007

MANAJEMEN OPERASI PERTEMUAN KE- 2

Product Design and Process Selection- Manufacturing

Introduction
Mendesain produk terbaru dan memperkenalkan kepada masyarakat?pasar merupakan suaru tantangan bagi industri manufaktur. Kenapa disebut tantangan karena adanya resiko kegagalan yang cukup besar apabila perusahaan tidak mendesain produk tersebut secara cermat yang didasari dari penelitian dan survey pasar. Pada saat mendasin produk dan analisis proses diperlukanya 3 fungsi utama yaitu: Pemasaran, pengembangan produk, dan manufacturing. Proses yang dilakunan perusahaan harus bisa merespon keinginan pasar apabila terjadi perubahan expektasi dan teknologi yang berjalan dinamis.

The Product Design Process
Secara garis besar proses dalam manufacturing dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.Pengembangan konsep (concept development) yang terdiri dari bentuk produk , konsep produk, dan taget pasar.
2.Perencanaan product (product planning) yag terdiri dari membangun pasar, test skala kecil, dan investasi
3.Produk/ teknis pemprorsesan(Product/process Engineering) yang terdiri dari detail desain produk dan peralatan atau perlengkapan tambhan dan membuat prototype untuk mealkukan percobaan.
4.Pilot product/ram-up yang terdiri volume production prove out, memulai produksi, dan peningkatan produksi untuk memenuhi taget komersial.
5.di launching ke pasar sekaligus pengenalan produk.

Designing For The Customer
Customer merupakan individu yang berbeda-beda sehingga permintan akan produk pun juga berbeda-beda. Untuk itu perusahaan seharusnya dapat memproduksi suatu produk yang sesuai apa yang dibutuhkan oleh pasar karena customer- lah yang menentukan permintaan.. Hal ini dapat di atasi pertama dengan Quality Function Deployment (QFD), dengan menggunakan pendekatan ini perusahaan dapat mengetahui apa yang di inginkan customer dari sebuah produk sehingga dapat mengurangi biaya-biaya pada produk yang di buat contoh Toyota mereka dapat mengurangi biaya sampai hampir 60%. Kedua Value Analysis/Value Engineering (VA/VE), pendekatan ini menganalisis apakah suatu produk yang dibuat itu bernilai atau tidak.. Tujuan dari pendekatan iniuntuk mendpatkan kinerja yang lebih baik atau sama pada saat biaya terendah selama memperbaiki fungsi-fungsi yang dikehendaki oleh customer.

Designing Product for manufacture and Assembly
Pnegertian secara umumnya adalah “kita yang mendesain dan anda yang mebuat” atau yang lebig dikenal dengan pendekatan di dinding sebelah di mana desainer berada ditempat yang bebeda dengan tempat produksi. Biasanya masalah muncul di tempat perakitan(assembly) karena mereka tidak dilibatkan did lam pendesainan awal.

Process Selection
Process Selection lebih mengarah pada perencanaan tenik-teknik produksi di lapangan. Process selction juga lebih mengarah keputusan dalm penggunaan strategi apakah yang cocok untuk digunakan seperti proses produksi seprti apakah yang akan dilakukan, oleh karena itu diperluakan type of process(tipe pemprosesan), process flow structure (struktur aliran proses), product-process matrix, dan the virtual factory(pabrik virtual-untuk simulasi produksi-) serta Break-even analysis untuk mengukur pada titik mana pendapatan dapat menutupi penguluaran yang terjadi.

Manufacturing Process Flow Design
Metode ini digunakan untuk mengevaluasi proses pemasukan input ke dalam proses produksi yang berupa bahan material, parts, dan subassembly.

Global Product design and manufacturing
Pasar dunia merupakan salah satu pasar yang paling menantang karena keuntungan yang akan didapat serta resiko kegagalan yang sangat tinggi pula oleh karena itu diperlukan strategi untuk merebut pasar tersebut anatar lain pertama dengan The global joint venture, perusahan yang didiriakan dua perusahhan berbeda dari dua egara yang berbeda di Negara tertentu untuk memasarka produk gabungan atau produk dari masing-masing perusahaan.. Kedua diperlukan strategi yang lebih menglobal artinya dpat diterima atau dapat digunakan di seluruh dunia.

Measuring Product Development Performent
Ada bukti kuat bahwa perusahaan harus bisa merespon pasar yang selalu berubah agar dapat bertahan dalam kompetisi. Adanya bukit yang meyatakan kekuatan pasarlah yang dominant perusahaan harus siap dengan segala risiko dan harus memepunyai strategi yang jitu menangapi pasar dan melawan competitor yang akn selau berusaha menjatuhkan perusahan kita


Product Design and Process Selection- Services

Setiap orang dapat melakukan “produksi” jasa karena hal ini memang sudah ada dalam pembawaan diri kita untuk cakupan sebuah organisasi adalahs sebagai berikut organisasi ada untuk memberikan pelayanan kepada customer, sistem dan pekerja ada untuk memfasilitasi proses sebuah jasa. Oraganisasi yang bergerak dibidang jasa secara umum diklasifikasikan kepada jasa apa yang meraka tawarkan(kesehatan, keuangan, trasportasi dll). Hal ini sangat bebeda sekali apabila dilihat dari sudut pandang manufactur yang memproduksi barang nyata(tangible) sedangkan jasa adalah kenimtan atay kenyamanan yang diraskan oleh customer(intangible).

Applying Behaviorral Science to Service Encounteres
Seperti di perusahaan manufaktur perusahhan jasa juga dituntut untuklebih rensif terhadap pasar terutama keinginan customer karenanya manajer harus bisa memahmai persepti yang diterima customer terhadap produk yang ditawarkan. Dalam menjalan usaha perlu diperhatikan apabila orang yang menawarkan produk langsung bertemu mta dengan calon customer , ingat selalu dengan norma-norma yang berlaku dan ritual setempat, biarkan customer mengontrol jalannya pemberian produk agar customer mendaptkan kepuasan tersendiri, orang-orang akan lebih mudah untuk menyalahkan sistem yang kita buat ketimbang diri kita yang menawarkan produk tersebut, dan terakhir kita harus siap-siap menerima hukuman apabila terjadi masalah dengan pelayanan yang kita berikan serta segara meminta maaf kepada pelanggan.

Designing Services Organizations
Perbedan yang medasar perusahaan jasa dan manufaktur adalah perusahaan jasa tidak menyimpan barang dagangan. Perusahan jasa lebih terkonsentrasi pada target pasar yang akan kita bidik, konsep produk apa yang akan kita tawaran (bagaimana caranya produk kita dpat tampil berberda dengan produk yang serupa di pasar), focus strategi yang bagaimana yang akan kita jalankan nantinya, dan yang terakhir bagiamana caranya kita dapat memberikan/mengantarkan produk kita kepada konsumen kita.

Structuring the service encounter: service system design matrix
Ada beberapa cara penjajakn dealing barang yang dapat kita laukan untuk menwarkan jasa antara lain: lewat e-mail, penawran melalui internet, telepon, tatap muka langsung.

Service Blueprinting and Fail-safing
Perlunya membuat blue print adah untuk menekankan betapa pentingnya dalam desain proses yang artinya bukan hanya untuk desain produk (jasa) tetapi apa yang harus kita lakukan dengan adanya kaidah atau aturan main sehingga inilah ynag membedakan kita denganperusahaan yang menawarkan produk yang serupa dengan kita.

Three contrasting service designs
Dalam menawarkan/memberikan jasa kepada customer ada beberapa 3 pendekatan yang digunakan dan ketiga hal itu sangat berlainan satu sama lain: The Product-Line Approach contoh fast food yang dalam proses yang dalam jalur-jalur tertentu sehingga menghemat waktu, The self-Sr4vice Approach pendekatan ini lebih mengutamakan keaktifan customer mengambil “lauk dan sayurnya sendiri”(prasmanan) layanan yang kita tawarakan, dan yang terakhir dan yang terakhir adalah The Personal-Attention Approach pendekatan lebih personal ke customer.

Service Guarantees as Design Driver
Produk yang ditawarkan bukan hanya kualitasnya saja tetapi pelayanan setelah barang tersebut dibeli atau bisa disebut garansi. Hal ini dapat digunakan sebagai pemacu permintaan terhadap produk dengan adanya garansi yang diberikan akan memberikan rasa tenanag kepada customer kita terhadap barang yang mereka miliki.


Sepatu Merek Lokal Kulitas Ekspor


“Saya tidak mau terus diperbudak Nike, kita akan mulai untuk membangun brand local menyaingi mereka,”jelas Bu Hartati Murdaya. Atas statemen ini bisa dibanyangkan kita akan mempunyai suatu merek Indo-banget yang punya kualitas setara dengan sepatu Nike dan harga lebih murah tentunya. Asal tahu saja Sepatu Nike yang kita beli selama ini mahal karena bukan ongkos produksinya tetapi nebeng nama Nike. Dua perusahaan pemasok Nike (group CCM) sudah mempunyai spesfikasi dan juga kemampuan untuk pembuatan sepatu sekelas Nike jadi insyaallah apabila akan ememproduksi merek sendiri akan mudah bersaing (secara teori) dipasaran atau mungkin bisa saja mengusur Pangsa pasar Nike di tanah air. Sudah saatnya bangsa ini mandiri dimulailah dengan hal-hal yang kecil apalagi kalau bu hartati akan mengambil langkah kongkret wah entah berapa besar manfaat yang dapat kita raih dari perusahaan beliau walaupun kita tidak ambil bagian dalam perusahaannya. Nike sendiri sudah ketar-ketir dengan perpanjangan kontrak selama 12 bulan yang mereka lakukan karena khawatir akan terjadi penghentian penjualan sepatu nike ke Indonesia yang banyak dilakukan melalui 200-an outlet miliknya. Sekarang yang kita tunggu adalah langkah selanjutnya yang akan diambil oleh CCM group dengan modal yang telah merea miliki.
Selama rakyat Indonesia belum percaya terhadap produk buatan dalam negeri, memang mereka tidak bisa disayangkan tetapi SDM kitalah yang belum mampu untuk membuat barang berkualitas. Menanggapi hal ini sepatutnya pengusaha lebih giat lagi untuk mempertahan kualitas yang mereka miliki karena yang kita tahu produsen kita bisa membuat barang yang berkualitas entah kenapa ongkos produksi selalu lebih besar sehingga berimbas terhadap harga yang dilepas di pasaran dan harga kita sendiri kalah bersaing dengan produk-produk buatan china yang harga relatif lebih murah tetapi yang kita tahu dilapangan banyak produk china yang tidak awet. Semoga saja nantinya perusahaan china tidak terlalu berhasrat untuk berinvestasi di Indonesia terutama untuk produk sepatu karena apabila ini terjadi maka perusahaan yang berada dibawah kendali CCM group(punya Bu Hrtatti) akan bangkrut. Sudah sewajarnya kita sekarang mencintai produk dalam negeri kita yang mana perekonomian kita sudah mulai tumbuh kembali setelah diterpa badai krismon yang berkepanjangan apalagi kita bisa mendapatkan sepatu dengan harga miring kualitas sekelas Nike, hal ini akan berdampak positif juga bagi produsen dan tentunya ke konsumen juga terutama kita-kita ini

Selasa, 24 Juli 2007

MO1

Nama : Aditiya Kusuma

NIM : 040510026


Pengenalan Manajemen Operasi (Ch 1)


Apakah manajemen operasi itu?

Manajemen operasi diartikan sebagai gambaran, operasi dan perbaikan servis system yang menghasilkan dan menberikan barang dan jasa primer bagi perusahaan.

Poin ini penting karena definisi manjemen operasi(MO), riset operasi(RO) dan teknik industri(TI) sering membingungkan. Perbedaan paling utama adaqlah OM adalah bidang dari manajemen sedangkan RO adalah aplikasi dari metode quantitatif dalam pembuatan keputusan di lapangan dan TI adalah sebuah disiplin ilmu.

MO terkonsentrsi dalam mengatur seluruh system yang ada yang akan memproduksi atau mengantarkan/memberikan produk

Mengapa mempelajari MO

  1. pendidikan bisnis

  2. pendekatan dalam sebuah proses keorganisasian

  3. kesempatan berkarir

  4. pengaplikasian fungsi-fungsi secara silang.

Dalam fungsi operasi, pembagian keputusan manajemen dibagi menjadi tiga:

  1. Strategis(jangka panjang).

  2. Taktis(jangka menengah)

  3. Rencana opereasi dan kontrol (jangka pendek)

Keputusan strategis biasanya dijabarkan secara luas dengan menggunakn beberapa pertanyaan berikut ini ; bagaimana cara kita memproduksi barang? Dimana kita membangun fasilitas produksi? Seberapa besar kapasitas yang kta perlukan? Kapan kita harus menambah kapasitas? Keputusan strategis MO akan berdampak pada efektifitas perusahaan dalam bentuk pemuasan kebutuhan konsumen. Rencana yang taktis mengarahkan bagaimana mengatasi masalah dalam efisiensi jadwal barang material dan tenaga kerja dalam dalam keputusan-keputusan strategis. Dalam hal ini dijabarkan dengan pertanyaan-pertanyaan : berapa banyak pekerja yang kita perlukan? Kapan kita membutuhkan mereka? Haruskan mereka bekerja lembur atau ada pergantian shift? kapan material dapat dikirimkan? apakah kita harus memiliki persediaan barang dagang?.keputusan taktis ini akhirnya akan menjadi sebuah constrain dalam pembuatan rencana operasi dan control.


Sistem produksi

Semua bisnis menggunakan sistem produksi. Sistem produksi menggunakan sumber-sumber yang ada yang merubah dari sebuah input menjadi output yang dikehendaki.

Secara umum, proses perubahan dapat di kategorikan menjadi

  1. Fisik

  2. Lokasi

  3. perdagangan

  4. penyimpanan

  5. psikologi

  6. informasi

perbedaan esensial dari barang manufatur dan jasa adalah jasa merupakan hasil dari proses produksi yang tidak berwujud secara fisik sedangkan barang manufaktur adalah output fisik dari sebuah produksi yang berwujud. Sekarang ini banyak ketidakjelasan mengenai ouput barang produksi dan jasa karena perusahaan manufakur tidak lagi memprioritaskan dalam barang yang mereka hasilkan tetapi layanan yang diberikan kepada konsumen.untuk mendapatkan pasar.


Dalam penggunaan manajemen operasi tiap perusahaan berbeda-beda tergantung dari jenis perusahaan itu sendiri apakah itu perusahaan manufaktur atau perusahaan jasa dan presntase produksi apakah lebih banyak memberikan produk berupa jasa atau barang(lihat exhibit 1.3). pada perusahaan manufaktur aktivitas operasinya dikelompokan ke dalam departemen sedangkan untuk perusahaan jasa aktivitas operasinya disebar ke seluruh organisasi.


Operasi sebagai sebuah jasa

Salah satu model usaha dalam industri adalah bisnis jasa.

Di perusahaan manufaktur, layanan jasa dapat dibagi menjad dua yaitu jasa inti (core services) dan jasa tambahan (value-added services)

  1. Core services (jasa inti)>>>konsumen selalu menghendaki produknya dibuat secara tepat dan benar; sesuai yang mereka inginkan; tepat waktu; harga yang kompetitif. Hal tadi dirumuskan sebagai kinerja klasik yang terdiri dari kualitas, flexibilitas, kecepatan, dan harga.

  2. Value-added services ( jasa nilai tambahan)>>>jasa yang memudahkan kehidupan konsumen external, pada kasus konsumen internal dapat memudahkan penggunaan beberapa fungsi operasi.

Jasa tambahan dapat diklasifikasikan menjadi: kemampuan menyediakan informasi, kemampuan dalam pemecahan masalah, dukungan dalam penjualan, dan dukungan saat di lapangan.

Dalam banyak kasus, sangat mudah untuk meniru produk perusahaan lain tetapi yang membedakannya adalah jasa yang diberikan setelah barang dibeli


Strategi Operasi dan Berkompetisi (Ch 2)


Strategi dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menciptakan dan mempetahankan nilai lebih yang dipunyai kepada para shareholders. Strategi dapat dipecah menjadi tiga bagian yaitu keefektifan operasi(operation effectiveness)-berhubungan dengan proses bisnis inti yang diperlukan untuk menjalankan bisnis itu sendiri-, manajemen pelanggan (customer management)-berhubungan dengan bagaimana cara menjalin hunbungan yang baik dengan customer dan mempengaruhinya-, inovasi produk (product innovation)-termasuk bagaimana pengembangan produk baru, pasar dan hubunganya dengan pertumbuhan jagka panjang.


Strategi Operasi

Strategi operasi terkonsentrasi dengan kebijakan yang berimbas luas dan perencanaan dalam penggunaan sumber daya perusahaan untuk memberikan dukungan kepada strategi competisi jangka panjang. Strategi operasi dapat dipandang sebagai bagian dari proses perencanaan yang mengkoordinasi tujuan operasi dengan strategi operasi yang dimilki perusahaan besar. Sejak tujuan dari perusahan-perusahan besar berubah seiring dengan waktu, strategis operasi harus dapat dibuat untuk mengantisipasi kebutuhan dimasa yang akan datang. Kunci kesuksessan dalam strategi operasi tergantung pada bagaimana cara memprioritaskan pilihan,, hal ini duperlukannya pemahaman konsekuensi dari setiap pilihan yang diambil dan dalam perdagangan selanjutnya.


Dimensi kompetitif operasi

Dimensi kompetitif operasi yang utama adalah membentuk posisi kompetitif dari sebuah perusahaan seperti yang berikut ini :

  1. Biaya-“ buatlah secara murah”

  2. Kualitas produk dan rill-“buatlah sebaik mungkin”

  3. Cepat-“buatlah secara cepat”

  4. Riil(nyata)-“ segera penuhi pesanan atau perjanjian”

  5. Menyesuaikan perubahan permintaan-“ rubah volumenya”

  6. Flexibiltas dan kecepatan dalam memperkenalkan produk baru-“rubah”

  7. Beda produk-kriteria lebih spesifik-“dukunglah”special servis yang meningkatkan penjualan produk

    1. Hubungan secara teknis dan support

    2. Pertemuan saat makan siang.

    3. Support setelah pembelian

    4. Dimensi lainnya.


Memprediksi perdagangan

Konsep utama dari strategi operasi adalah dapat memprediksi fokus operasi dan perdagangan . secara garis besar logis apabila sebuah operasi tidak dapat mengatasi seluruh dimensi kompetitis secara simultan(terus menerus). Konsekuensinya, manajemen harus memutuskan parameter mana yang harus dipilih dari kinerja yang paling penting untuk kesuksesan perusahaan, dan berkonsentrasi pada sumber-sumber dari perusahaan dengan fakta yang ada.


Pemenang pesanan dan kualifikasi (order winner and qualification).

Pemenang pesanan adalah standar ukuran yang membedakan barang atau jasa dari sebuah perusahaan dengan yang lainnya.tergantung dari situasi standar pemenag pesanan dapat berupa(biaya sebuah produk(harga), kualitas dan fakta produk tersebut atau dimensi yang berbeda yang dikembangkan sebelumnya.


Kualifikasi pesanan adalah gambaran standar ukuran yang memperbolehkan produk sebuah perusahaan dipertimbangkan untuk dibeli.


Strategi korporasi mendesain proses

Tugas dari pengembangan straetgi comprehensive untuk perusahaan adalh menintegrasikan keuangan, marketing dan fungsi operasi yang begitu complex

  1. Perspektif keuangan

Sudut pandang ini digunakan untuk melihat seberapa besar cost yang dapat ditekan dalam proses…

Strategi peningkatan pendapatan focus pada pengembangan sumber baru dan keuntungan yang akan diraih

    1. Bangun sebuah franchise

    2. Meningkatkan niali tambah bagi customer

Strategi dalam produksi antara lain

  1. Perbaikan dalam struktur biaya>>>semakin rendah biaya semakin baik.

  2. Perbaikan dalam penggunaan asset>>>pengurangan modal fixed dan modal kerja


      1. Perspektif customer

Perspektif customer adalah jantungnya dari strategi dan mendefiniskan bagaimana perkembangan perusahaan akan dihasilkan. Yang menbedakan perusahaan di pasar adalah

  1. Pemimpin pasar untuk sebuah produk

  2. Kedekatan denga customer

  3. Opersional yang sempurna

    1. Perspektif internal

Perspektif internal mendefinisikan proses dan spesifik aktivitas harus dikuasai organisasi untuk mendukung proporsi nilai tambah bagi customer. Inti keseluruhanya MO adalah semua tentang gambaran proses bisnis yang efektif.


Perspektif pembelajaran dan pekembangan

Mendefiniskan intangible asset diperlukan untuk memungkinkan aktivitas dan hubungan dengan customer dapat dilakukan secara level kinerja tertinggi. Ini adalah kategorinya: strategi kompetensi, stategi teknologi,, and iklim usaha

Ada tiga prinsip yang harus dipahami

  1. Strategi dalam berkompetensi

  2. Strategi teknologi

  3. Iklim yang baik berusaha.


Strategi mencocokan aktifitas operasi ke strategi

Seluruh aktivitas yang membuat perusahaan beropasi saling berhubungan. Membuat aktivitas efisien berarti meminimalkan total biaya. Di pihak lain mengefektifkan berarti menbuat kombinasi dari aktivitas yang mensupport stategi perusahaan.

  1. Kerangka kerja untuk strategi operasi di perusahaan manufaktur(lihat exhibit 2.4 hal 34, OM for competitive advantage)

Strategi operasi tidak dapat di desain vakum, harus dihubungkan secara vertical dengan customer dan horizontal dengan dengan bagian-bagian yang lain di perusahaan

  1. Mengembangkan strategi manufaktur

Tujuan utamanya menerjemahkan dimensi kompetitif yang disyaratkan ke spesifik kinerja yang diperlukan dalam sebuah operasi dan perlunya dibuat rencana untuk menjamin kapasitas operasi cukup untuk menyelesaikannya.

  1. Strategi operasi dalam jasa

Pada umunya sama denga perusahan manufaktur yang membedakan adalah executive bagian opersional tidak selalu proporsional dalam suara dengan fungsi-fungsi lainnya.


Strategi komplemen internet

Diasumsikan secara luas bahwa bisnis internet adalah kanibal dan akan mengantikan bisnis konvensional dan menjatuhkan manfaat bisnis tradisional.


Menyerang melalui Operasinal

Berapa cara dapat dilakukan antara lain : kapabiltas berbasis proses, operasi bebasis sistem, operasi berbasi organisasi.


Pengukuran produktifitas


Produktifitas =Ouput/Input



Kamis, 19 Juli 2007

ekonomi...itu apaan?

ekonomi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang (secara garis besar) mempelajari
keseimbangan permintan dan penawaranberupa barang (manufatured goods ) dan jasa (services) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.